Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kelas Kata Itu Apa !!


Kelas kata - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kelas kata adalah golongan kata dalam satuan bahasa berdasarkan kategori bentuk, fungsi, dan makna dalam sistem gramatikal. Untuk menyusun kalimat yang baik dan benar dengan berdasarkan pola-pola kalimat baku, pemakai bahasa haruslah mengenal jenis dan fungsi kelas kata terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan. Kelas kata adalah golongan kata dalam satuan bahasa berdasarkan kategori bentuk, fungsi, dan makna dalam sistem gramatikal.[1] Untuk menyusun kalimat yang baik dan benar dengan berdasarkan pola-pola kalimat baku, pemakai bahasa haruslah mengenal jenis dan fungsi kelas kata terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan.[1]

Kelas kata mempunyai beberapa fungsi penting dalam penyusunan kalimat, diantaranya; melambangkan pemikiran atau gagasan.[1] Yang semula hanya berupa gagasan yang bersifat abstrak, lalu bisa menjadi konkret karena adanya kelas kata.[1] Kemudian, kelas kata juga berfungsi untuk membentuk macam-macam struktur kalimat serta memperjelas makna gagasan.[1]



Selain yang tersebut di atas, kelas kata juga berfungsi sebagai pembentuk satuan makna sebuah frasa, klausa, atau kalimat.[1] Selanjutnya, kelas kata juga berperan untuk membentuk gaya pengungkapan sehingga menghasilkan karangan yang dapat dipahami dan dinikmati oleh orang lain, mengungkapkan berbagai jenis ekspresi, antara lain: berita, perintah, penjelasan, argumentasi, pidato, dan diskusi.[1] Tentunya kelas kata juga berfungsi untuk mengungkapkan berbagai sikap, misalnya: setuju, menolak, dan menerima.[1]

Menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, kelas kata dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu verba; nomina, pronomina, dan numeralia; adjektiva; adverbia; dan kata tugas.[2]

Kata kerja adalah kata/ kelompok kata yang digunakan untuk menggambarkan/ menyatakan suatu perbuatan, kejadian, peristiwa, eksistensi, pengalaman, keadaan, dan pertalian antara dua benda.[3] Sebagai contoh kata menggigit dalam kalimat "Drakula menggigit korban-korbannya di bagian leher".[3]

Kata benda adalah kata atau kelompok kata yang menyatakan suatu nama.[3] Kata benda merupakan nama orang, binatang, tempat, benda, aktivitas, sifat, atau gagasan.[3]Fungsi dasar kata benda adalah menamai sesuatu (seseorang, tempat, benda, ide, binatang, sifat, atau perbuatan).[3] Contohnya "Saya senang menonton badminton".[3]

Kata ganti adalah kata yang digunakan sebagai kata benda atau frase kata benda.[3] Kata ganti menunjuk orang atau benda tanpa memberi/ menyebut nama orang atau benda yang sesungguhnya.[3] Kata ganti mengambil posisi kata benda dan berfungsi seperti kata benda.[3] Contohnya "Rony absen karena ia sakit", kata ia di sini menunjukkan pronomina.[3]

Numeralia adalah kata (frasa) yang menunjukkan bilangan atau kuantitas; kata bilangan.[4] Dalam istilah linguistik, numeralia menyatakan beberapa kali perbuatan terjadi, misal sekali, dua kali, dan sebagainya.[4]

Adjektiva atau kata sifat adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan, membatasi, memberi sifat, dan menambah suatu makna pada kata benda atau kata ganti.[3] Contohnya kata enam puluh dalam kalimat "Ada enam puluh orang guru di sekolah ini".[3]

Adverbia atau kata keterangan adalah kata yang digunakan untuk membatasi dan memberikan informasi lebih banyak tentang kata kerja, kata keterangan yang lain, atau keseluruhan kalimat.[3] Atau, kata yang digunakan untuk menerangkan bagaimana, dimana, kapan, dan mengapa suatu perbuatan dilakukan atau terjadi.[3] Contoh: "Mereka hidup dengan gembira".[3]

Berlainan dengan karya tradisional yang memperlakukan kelas kata sebagai inti tata bahasa, dalam linguistik modern kualifikasi kata atau kategorisasi kata hanyalah dianggap sebagai salah satu aspek tata bahasa, sejajar dengan aspek-aspek lain yang harus mendapat perlakuan yang seimbang, bila kita mendeskripsikan tata bahasa secara memadai.[5]


Apa itu komponen bahasa dan kelas kata (part of speech)

Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia dan Jenis-jenisnya

Ketiga kata tanya tersebut dapat dgabungkan dengan bermacam-macam kata depan, seperti dengan apa, dengan siapa, dari mana, untuk apa, untuk siapa, ke mana, buat apa, buat siapa, kepada siapa, dari apa, dan dari siapa. Adapula kata tanya lain yang bukan menanyakan orang atau benda, melainkan menanyakan keadaan atau perihal, seperti mengapa, bilamana, berapa, kenapa, dan bagaimana.

6 Macam Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia, Ada Nomina dan Pronomina

Nah, berikut ini macam-macam kelas kata dalam Bahasa Indonesia yang wajib kamu ketahui. 1. Nomina (kata benda) Kata benda adalah kata atau kelompok kata yang umumnya digunakan untuk menyatakan suatu nama. Dengan kata lain, kata benda merupakan nama seseorang, binatang, tempat, benda, aktivitas, sifat, atau gagasan. Kata merupakan unsur yang sangat penting dalam membentuk sebuah kalimat dalam setiap bahasa yang ada di dunia. Tanpa adanya kata, jelas tidak mungkin ada kalimat.

Setiap kata pun memiliki fungsi dan peranan yang berbeda sesuai dengan kelas kata atau jenis katanya. Nah, berikut ini macam-macam kelas kata dalam Bahasa Indonesia yang wajib kamu ketahui.

Kata benda adalah kata atau kelompok kata yang umumnya digunakan untuk menyatakan suatu nama. Dengan kata lain, kata benda merupakan nama seseorang, binatang, tempat, benda, aktivitas, sifat, atau gagasan. Contoh:

Kata kerja adalah jenis kata atau kelompok kata yang digunakan untuk menggambarkan atau menyatakan suatu proses, perbuatan, kejadian, peristiwa, eksistensi, pengalaman, keadaan, dan pertalian antara dua benda. Contoh:

Menurut KBBI, adjektiva atau kata sifat adalah kata yang menerangkan nomina (kata benda) dan secara umum dapat bergabung dengan kata "lebih" dan "sangat". Contoh:

Kata sifat dalam kalimat di atas adalah "manis". Ini karena kata "manis" menerangkan jika buah-buahan sebagai kata benda memiliki rasa yang 'manis'.

Berdasarkan KBBI, pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang biasa dipakai untuk mengganti orang atau benda. Dengan kata lain, kata ganti berfungsi untuk menunjuk orang atau benda tanpa memberi atau menyebut nama orang atau nama benda yang sesungguhnya. Contoh:

Adverbia atau kata keterangan adalah kata yang digunakan untuk membatasi dan memberikan informasi lebih banyak tentang kata kerja, kata keterangan yang lain, atau keseluruhan kalimat. Contohnya:

Numeralia adalah kata atau frasa dalam Bahasa Indonesia yang menunjukkan bilangan atau kuantitas. Dalam istilah linguistik, numeralia juga bisa digunakan untuk menyatakan beberapa kali perbuatan terjadi. Misalnya, sekali, dua kali, dan sebagainya. Contoh:

Kata dua dalam kalimat di atas termasuk sebagai numeralia karena menunjukkan kuantitas dari telur yang ibu beli, yakni "dua kilogram".

Nah, itu dia beberapa macam kelas kata yang ada dalam Bahasa Indonesia. Kira-kira, dari keenam kelas kata yang ada, kamu masih ingat yang mana, nih?


Apa itu pengelolaan kelas? - YouTube

Apa itu kelas kata? Pengertian kelas kata dan definisinya dalam Glosarium

Apa itu kelas kata? yang dimaksud dengan kelas kata adalah kata yang memiliki artinya, silahkan ke tabel. kelas kata biasanya ada dalam kamus atau glossary berikut ini untuk penjelasan apa arti makna dan maksudnya. Pengertian kelas kata adalah: Apa itu kelas kata? yang dimaksud dengan kelas kata adalah kata yang memiliki artinya, silahkan ke tabel. kelas kata biasanya ada dalam kamus atau glossary berikut ini untuk penjelasan apa arti makna dan maksudnya.

semoga dapat membantu walau kurangnya jawaban pengertian lengkap untuk menyatakan artinya. pada postingan di atas pengertian dari kata “kelas kata” berasal dari beberapa sumber, bahasa, dan website di internet yang dapat anda lihat di bagian menu sumber. Untuk memahami lebih lanjut anda dapat membeli buku glosarium di toko buku terdekat maupun website toko buku online. misalnya beli buku ke Gramedia

Info sponsor! Jika anda tertarik, anda dapat mengikuti kelas online (bimbingan belajar online) atau bisa juga disebut kursus online maupun les private. yang saya lampirkan di bagian bawah atau sisi web ini.- Squline, platform belajar bahasa asing live dengan instruktur yg profesional.

✰ Glosarium.org adalah website belajar online. tentang Glosarium kamus kosa kata bebas yang dimuat dari banyak sumber dan referensi di internet.✰ Berdasarkan kategori bidang khusus dan mata pelajaran.✰ Referensi rata-rata minimal 2 bidang/mata pelajaran per kata.✰ Lengkap lebih dari 200+ bidang dan mata pelajaran ada di Glosarium.org✰ Tanpa website mirror/kloningan ampas✰ AMP, akses glosarium.org lewat Google Search mobile  lebih cepat.✰ Glosarium.ORG jadi blog :v . istilah seputar Travel, Fashion, Komputer, dan Bisnis bakal di-Update.


Kelas kata bahasa Indonesia

Berikut ini jenis-jenis kelas kata disertai dengan contohnya. 1. Nomina (Kata Benda): kucing, meja, bulan, rumah, dll. 2. Verba (Kata Kerja): datang, makan, membaca, mandi, dll. 3. Adjektiva (Kata Sifat): tinggi, mahal, kecil, jauh, mulia, dll. 4. Adverbia (Kata Keterangan): kata-kata yang bertugas mendampingi nomina, verba, dan adjektiva. Kelas kata dalam bahasa Indonesia ternyata banyak sekali jenisnya. Menurut KBBI V kelas kata merupakan golongan (kategori) kata berdasarkan bentuk, fungsi, atau makna. Ternyata, hanya sebagian saja kelas kata yang familiar di khalayak. Berikut ini jenis-jenis kelas kata disertai dengan contohnya.


Kelas VIII - Apa itu Teorema Pythagoras? - YouTube

Bentuk Kata - Pengertian, Kelas, Makna, Relasi, Contohnya

Jenis Kata. Sementara itu, ilmu bahasa termasuk morfologi terus berkembang. Pembagian kelas kata bahasa Indonesia yang paling mutakir adalah yang diajukan oleh Tim Depdikbud RI yang terdapat di dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (edisi perdana 1988). Di dalam buku itu, Moeliono, dkk. mengelompokan kata ke dalam lima jenis, yaitu : Bentuk Kata – Pengertian, Kelas, Makna, Relasi, Contohnya : Kata adalah satuan bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya terdiri dari akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Kata dikombinasikan untuk membentuk frase, klausa, atau kalimat.

Kata adalah satuan bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya terdiri dari akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Kata dikombinasikan untuk membentuk frase, klausa, atau kalimat.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Diksi ( Pilihan Kata ) Pengertian Dan ( Fungsi – Syarat – Contoh )

Fonem merupakan satuan bunyi bahasa yang terkecil yang mampu menunjukan perbedaan  makna dalam ilmu bahasa. Fonem itu ditulis diantara dua garis miring /…/ misalnya bunyi a/,/i,/u/e/,dan/o. Jika satu fonem saja diganti atau dihilangkan atau bahkan ditambahkan maka akan mengubah kata. Fonem dibedakan atas vocal dan konsonan.

Contoh kasta, kista, kusta, kata-kata ini hanya dibedakan oleh fenomena a/,i/, dan u/. Contoh  lainnya yang fenomenanya berupa huruf konsonan misalnya kata jari, hari, tari, lari, kata-kata tersebut dibedakan oleh fonem/j/,/h/,t/,l/. Fungsi fonem itu sendiri untuk membedakan makna perbedaan bunyi. Pada fonem yang membedakan makna ini menegaskan adanya fonem-fonem yang berbeda pula. 

Morfem adalah suatu bentuk terkecil yang dapat membedakan makna dan atau mempunyai makna. Morfem –an, -di, me-, ter, -lah, jika digabungkan dengan kata makan, dapat membentuk kata makanan, dimakan, memakan, termakan, makanlah yang mempunyai makna baru yang berbeda dengan makna kata makan.

adalah morfem yang tidak dapat dapat berdiri sendiri dari satu makna. Maknanya baru jelas setelah dihubungkan dengan morfem yang lain. Morfem terikat mencakup :

Kata adalah satuan bentuk terkecil (dari kalimat) yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna. Kata yang terbentuk dari gabungan huruf atau gabungan morfem; atau gabungan huruf dengan morfem, baru diakui sebagai kata bila bentuknya mempunyai makna. Dari segi bentuk, kata dibagi atas dua macam:

a.Kata yang bermorfem tunggal (kata dasar), yaitu kata yang belum mendapat imbuhan.b.Kata yang bermorfem banyak, yaitu kata yang sudah mendapat imbuhan.

Sementara itu, ilmu bahasa termasuk morfologi terus berkembang. Pembagian kelas kata bahasa Indonesia yang paling mutakir adalah yang diajukan oleh Tim Depdikbud RI yang terdapat di dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (edisi perdana 1988). Di dalam buku itu, Moeliono, dkk. mengelompokan kata ke dalam lima jenis, yaitu :

 Adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses, dan keadaan yang bukan merupakan sifat. Umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat.

1) Dapat diberi aspek waktu, seperti akan,sedang, dan telah.Contoh: (akan) mandi2) Dapat diingkari dengan kata tidakContoh: (tidak) makan3) Dapat diikuti oleh gabungan kata (frasa) dengan + kata benda atau kata sifat.Contoh: tulis + dengan pena (KB) menulis + dengan cepat (KS)

b) Verba majemuk, yaitu verba yang terbentuk melalui proses penggabungan kata, namun bukan berupa idiom; misalnya terjun payung, tatap muka.

Adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat. Kalimat Saya ingin segera melukis, kata segera adalah adverbia yang menerangkan verba melukis.

Menurut Alwi dkk. (1998 : 366), keterangan di dalam kalimat ada Sembilan macam, semua keterangan itu diisi oleh beraneka bentuk adverbial seperti tampak dalam contoh di bawah ini. Contoh:

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Diksi ( Pilihan Kata ) Pengertian Dan ( Fungsi – Syarat – Contoh )

Kata Benda adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda (konkret maupun abstrak). Kata benda berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan dalam kalimat.

Kata depan adalah kata tugas yang selalu berada di depan kata benda, kata sifat atau kata kerja untuk membentuk gabungan kata depan (frasa preposional).

Kata seru adalah kata tugas yang dipakai untuk mengungkapkan seruan hati seperti rasa kagum, sedih, heran, dan jijik. Kata seru dipakai di dalam kalimat seruan atau kalimat perintah (imperatif).

Bermakna unsur-unsur kecil dari suatu benda. Partikel yang dibicarakan di sini adalah partikel yang berperan membentuk kalimat tanya (interogatif) dan pernyataan, yaitu:

Makna adalah denotasi.  Kadang – kadang  “Makna”  itu selaras dengan “Arti” dan kadang tidak selaras. Apabila makna sesuatu itu sama dengan arti sesuatu itu, maka makna tersebut disebut Makna Laras (Explicit Meaning). Apabila maknanya tidak selaras dengan “Arti”, maka sesuatu itu disebut memiliki Makna Kandungan (Implicit Meaning) atau Makna Lazim (Necessary Meaning).

Sebagai contoh kata “Sapi”, ia memiliki arti dan makna.  “Sapi” sudah memiliki arti sebelum kata tersebut dimasukan ke dalam kalimat, tapi ia belum memiliki makna, karena makna hanya akan terbentuk apabila kata itu sudah dimasukan kedalam kalimat.

Kalimat ini memiliki makna yang sama dengan artinya, yaitu sapi.  Pengertian yang menyeluruh tentang sapi tersebut itulah yang disebut dengan Makna Laras (Explicit Meaning). Ketika Gara membeli sapi, tentu yang dibeli adalah keseluruhan tubuh sapi. Oleh karena itu, makna “Sapi” dalam kalimat tersebut adalah sama dengan arti “Sapi”, sehingga disebut memiliki Makna Laras.

Yang dipukul oleh Gara adalah sebagian tubuh sapi itu, oleh karena itu “Sapi” dalam kalimat tersebut tidak selaras dengan artinya, melainkan hanya kandungan arti tersebut.  Oleh karena  itu  “Sapi” dalam kalimat  tersebut  memiliki Makna Kandungan.

Kata “Sapi” dalam kalimat tersebut adalah memiliki Makna Lazim, karena ketika Gara menarik sapi, sebenarnya yang dipegang adalah talinya. Dia menarik tali itu secara tidak langsung menarik tubuh sapi. Kendatipun yang gara pegang dan dia tarik secara langsung adalah tali kedali sapi dan bukan sapinya secara langsung, tetapi sudah lazim dikatakan bahwa hal itu disebut menarik sapi. Itulah mengapa disebut Makna Lazim.

Di dalam Bahasa Indonesia, banyak ditemukan suatu kata yang memiliki hubungan atau relasi semantik dengan kata lain, seperti kesamaan makna, lawan kata, kegandaan kata, ketercakupan makna, kelainan makna, dan sebagainya. Di bawah ini akan dijelaskan macam-macam relasi makna tersebut.

Secara etimologi kata sinonimi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma  yang berarti “Nama”, dan syn  yang berarti “Dengan”. Maka secara harfiah kata sinonim berarti “Nama lain untuk benda atau hal yang sama” (Chaer, 1990:85). Sinonim atau bisa disebut kegandan makna dapat diartikan sebagai dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau hampir sama. Dikatakan hampir sama karena meskipun dua kata tersebut sama, kata tersebut tidak dapat atau kurang tepat bila menggantikan kata yang lain dalam sebuah kalimat. Contohnya seperti di bawah ini :

Dalam dua kalimat di atas, kita dapat menemukan dua kata yang bersinonim, yaitu mati dan meninggal. Namun kata “Meninggal” pada kalimat kedua tidak dapat menggantikan kata “Mati” pada kalimat pertama. Hal ini karena kata “Mati” dapat digunakan pada semua makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan, sedangkan kata “Meninggal” hanya digunakan pada manusia.

Kata antonimi berasal dari kata Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti “Nama”, dan anti yang berarti “Melawan”. Maka secara harfiah antonim berarti ‘nama lain untuk benda lain pula’(Chaer, 1990:85). Kata antonim atau sering disebut lawan kata dapat diartikan sebagai dua kata yang memiliki makna yang berlawanan atau bertentangan. Misalnya,  hidup-mati, diam-gerak dan sebagainya.

Kata homonimi  berasal dari bahasa Yunani kuno onoma yang berarti “Nama” dan homo yang artinya “Sama”. Secara harfiah homonimi dapat diartikan sebagai “Nama sama untuk benda atau hal lain” (Chaer, 1990:85). Homonim adalah dua kata atau lebih yang memiliki ejaan  dan lafal yang sama namun memiliki makna yang berbeda. Misalnya, kata “Bisa” dapat diartikan dua makna, yakni “Bisa” yang berarti “Dapat” dan “Bisa” yang berarti “Racun”.

Homofon (homo berarti sama, fon berarti bunyi ) adalah dua kata atau lebih yang memiliki lafal yang sama walaupun ejaan dan maknanya berbeda. Misalnya, kata “Bang” dan “Bank”. Homograf (homo berarti sama, grafi berarti tulisan) adalah dua kata atau lebih yang memiliki ejaan yang sama namun memiliki lafal dan makna yang berbeda. Misalnya, “Tahu” (baca “Tahu”)  bermakna salah satu produk makanan yang berasal dari kedelai, sedangkan kata “Tahu” (baca “Tau”) bermakna mengetahui.

Kata hiponimi berasal dari bahasa Yunani kuno , yaitu  onoma berarti “Nama” dan hypo berarti “Di bawah”. Jadi, secara harfiah berarti “Nama yang termasuk di bawah nama lain” (Chaer, 1990:85). Hipomimi dan hipermimi berhubungan satu sama lain, hipomimi merujuk pada kata yang lebih khusus yang merupakan subordinat dari hipermimi. Misalnya, kata “Tongkol” dan “Ikan”, kata “Tongkol” merupakan hiponim dari kata “Ikan” sedangkan kata “Ikan” merupakan hipernim dari kata “Tongkol”.

Polisemi adalah satuan bahasa (bisa kata atau frase) yang memiliki makna  lebih dari satu. Misalnya pada kalimat di bawah ini :

Makna di dalam sastra Bahasa Indonesia ditentukan dalam beberapa kriteria atau jenis dan juga sudut pandang. Jenis makna dalam Bahasa Indonesia sangat banyak diantaranya: Berdasarkan jenis semantiknya, dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna gramatikal, berdasarkan ada atau tidaknya referen pada sebuah kata atau leksem dapat dibedakan adanya makna referensial dan makna nonreferensial,

berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna denotatif dan makna konotatif, berdasarkan ketepatan maknanya dikenal makna kata dan makna istilah atau makna umum dan makna khusus. Lalu berdasarkan kriteri lain atau sudut pandang lain dapat disebutkan adanya makna-makna asosiatif, kolokatif, reflektif, idiomatik dan sebagainya.

Leksikal merupakan bentuk adjektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon.  Satuan dari leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna. Dengan kata lain makna lesikal adalah makna unsur-unsur bahasa (leksem) sebagai lambang benda, peristiwa, obyek, dan lain-lain. Seperti kata tikus makna leksikalnya adalah sebangsa binatang pengerat yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit tifus. Makna ini tampak jelas dalam kalimat Tikus itu mati diterkam kucing, atau Panen kali ini gagal akibat serangan hama tikus.

Biasanya makna leksikal dipertentangkan dengan makna gramatikal. Jika makna leksikal berkenaan dengan makna leksem, maka makna gramatikal ini adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatika seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi. Proses afiksasi awalan ter- pada kata angkat dalam kalimat Batu seberat itu terangkat juga oleh adik, melahirkan makna “Dapat”, dan dalam kalimat Ketika balok itu ditarik, papan itu terangkat ke atas melahirkan makna gramatikal “Tidak sengaja”.

Perbedaan makna referensial dan makna nonreferensial berdasarkan ada tidak adanya referen dari kata-kata itu. Bila kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu, maka kata tersebut disebut kata bermakna referensial.

Kalau kata-kata itu tidak mempunyai referen, maka kata itu disebut kata bermakna nonreferensial. Kata meja termasuk kata yang bermakna referensial karena mempunyai referen, yaitu sejenis perabot rumah tangga yang disebut “Meja”. Sebaliknya kata karena tidak mempunyai referen, jadi kata karena termasuk kata yang bermakna nonreferensial.

Makna denotatif atau konseptual adalah makna kata yang didasarkan atas penunjukkan yang langsung (lugas) pada suatu hal atau obyek di luar bahasa. Makna langsung atau makna lugas bersifat obyektif, karena langsung menunjuk obyeknya. Jadi, makna denotatif ini menyangkut informasi-informasi faktual objektif. Oleh karena itu, makna denotasi sering disebut sebagai ’makna sebenarnya.

Makna konotatif merupakan lawan dari makna denotatif. Jika makna denotatif mencakup arti kata yang sebenarnya, maka makna konotatif sebaliknya, yang juga disebut sebagai makna kiasan. Lebih lanjut, makna konotasi dapat dijabarkan sebagai makna yang diberikan pada kata atau kelompok kata sebagai perbandingan agar apa yang dimaksudkan menjadi jelas dan menarik.

Seperti dalam kalimat “Rumah itu dilalap si jago merah”. Kata “Si jago merah” dalam kalimat tersebut bukanlah arti yang sebenarnya, melainkan kata kiasan yang bermakna “Kebakaran”. Makna konotatif dapat juga berubah dari waktu ke waktu. Misalnya kata ceramah dulu kata ini berkonotasi negatif karena berarti “Cerewet”, tetapi sekarang konotasinya positif.

Setiap kata atau leksem memiliki makna, namun dalam penggunaannya makna kata itu baru menjadi jelas kalau kata itu sudah berada di dalam konteks kalimatnya atau konteks situasinya. Berbeda dengan kata, istilah mempunyai makna yang jelas, yang pasti, yang tidak meragukan, meskipun tanpa konteks kalimat. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa istilah itu bebas konteks. Hanya perlu diingat bahwa sebuah istilah hanya digunakan pada bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Perbedaan antara makna kata dan istilah dapat dilihat dari contoh berikut

Kata tangan dan lengan pada kedua kalimat di atas adalah bersinonim atau bermakna sama. Namun dalam bidang kedokteran kedua kata itu memiliki makna yang berbeda. Tangan bermakna bagian dari pergelangan sampai ke jari tangan; sedangkan lengan adalah bagian dari pergelangan sampai ke pangkal bahu.

Yang dimaksud dengan makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apa pun. Kata kuda memiliki makna konseptual sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai’. Jadi makna konseptual sesungguhnya sama saja dengan makna leksikal, makna denotatif, dan makna referensial.

Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luar bahasa. Misalnya, kata melati berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau kesucian.

Idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat ”Diramalkan” dari makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal. Contoh dari idiom adalah bentuk membanting tulang dengan makna “Bekerja keras”, meja hijau dengan makna “Pengadilan”.

Berbeda dengan idiom, peribahasa memiliki makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna unsur-unsurnya karena adanya ”Asosiasi” antara makna asli dengan maknanya sebagai peribahasa. Umpamanya peribahasa Seperti anjing dengan kucing yang bermakna “Dikatakan ihwal dua orang yang tidak pernah akur”. Makna ini memiliki asosiasi, bahwa binatang yang namanya anjing dan kucing jika bersama memang selalu berkelahi, tidak pernah damai.

Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan istilah arti kiasan digunakan sebagai oposisi dari arti sebenarnya. Oleh karena itu, semua bentuk bahasa (baik kata, frase, atau kalimat) yang tidak merujuk pada arti sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif) disebut mempunyai arti kiasan. Jadi, bentuk-bentuk seperti puteri malam dalam arti “Bulan”, raja siang dalam arti “Matahari”.


Kategori atau Kelas Kata (Kata Benda, Kata Kerja, Kata Sifat, Kata

Kata memiliki kedudukan sebagai subjek, predikat, objek, dan keterangan, dalam suatu kalimat. Keempat kedudukan tersebut disingkat dengan SPOK. Terkait dengan jabatan yang ada di dalam kalimat dan hubungannya dengan fungsi dan makna yang ditunjukkan, kata dapat dikategorikan ke dalam kelas kata. Kelas kata dibagi menjadi 5 jenis.

Kata - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kelas kata yang termasuk dalam kelas terbuka adalah nomina, adjektifa, verba dan adverbia. Berlawanan dengan kelas kata sebelumnya, kelas tertutup tidak dapat membentuk kata baru, oleh karena itu jumlah kata dalam kelas ini tidak pernah bertambah atau berkurang.

Artikel (kelas kata) - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

The apple tastes very good ("Apel itu rasanya sangat enak"). Pada kalimat pertama, dengan menggunakan artikel tak pasti an , si pembicara menyatakan rasa apel pada umumnya sangat enak, sedangkan pada kalimat kedua, si pembicara hanya merujuk kepada sebuah apel tertentu (yang "itu" saja).

Adverb Adalah? Ini Penjelasan Apa itu Adverb dan Contohnya

Ini Penjelasan Apa itu Adverb dan Contohnya. 19 May 2021 3 Mins Read. Adverb hadir sebagai bagian kelas kata yang mampu untuk memberikan keterangan bagi kelas kata lainnya. Dimana setiap kelas kata memiliki peran bagi kelas kata lainnya, itulah salah satu alasan tersusunnya pola dalam sebuah kalimat yang bisa diterima secara makna dan strukturnya. kelas kata itu apa

kelas kata itu apa

kelas akselerasi,kelas akselerasi adalah,kelas animasi,kelas arthropoda,kelas adalah,kelas ayam,kelas aksel,kelas aves,kelas annelida,kelas akting,kata adalah,kata adjektiva,kata aesthetic,kata akhiran an,kata aesthetic bahasa inggris,kata ai,kata ajakan,kata arkais,kata akhiran ah,kata akhiran ang,itu aku lirik,itu aku,itu aku chord,itu adalah,itu aku sheila on 7,itu apa,itu aku sheila on 7 lirik,itu adalah organisasi,itu airconco,itu aku lyrics,apa artinya,apa arti,apa arti ppkm,apa arti ghosting,apa arti ngabers,apa arti open bo,apa arti jamet,apa artinya cinta,apa arti virtual,apa arti wibu

Apa itu komponen bahasa dan kelas kata (part of speech)

Apa itu pengelolaan kelas? - YouTube

Kelas VIII - Apa itu Teorema Pythagoras? - YouTube


Posting Komentar untuk "Kelas Kata Itu Apa !!"